Nilai subnet mask berfungsi untuk memisahkan network ID dengan host ID. Subnet mask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan, apakah jaringan yang dimaksud adalah jaringan lokal atau nonlokal. Untuk jaringan Nonlokal berarti TCP/IP harus mengirimkan paket data melalui sebuah Router.

     Dengan demikian, diperlukan address mask untuk menyaring IP address dan paket data yang keluar masuk jaringan tersebut. Network ID dan host ID didalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask. Masing-masing subnet mask menggunakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua satu (1) menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.

     Sebagai contoh, alamat kelas B: 170.203.93.5
     bilangan binernya adalah:10101010 11001011   01011101 00000101
     Subnet mask default untuk alamat kelas B adalah: 11111111 11111111 00000000 00000000
     Bisa juga ditulis dalam notasi desimal: 255.255.0.0


Kelas Bit Subnet Subnet Mask
A 11111111 00000000 00000000 00000000 255.0.0.0
B 11111111 11111111 00000000 00000000 255.255.0.0
C 11111111 11111111 11111111 00000000 255.255.255.0


Subnetting
     Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut. Beberapa alasan perlunya melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address
2. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
3. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.

     Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.

     Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Berarti /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing).

Subnet mask yang dapat digunakan untuk melakukan subnetting:

Subnetting pada IP Address Class A
Network address 10.0.0.0/16. Artinya 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet= 2x , dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 3 oktet terakhir subnet mask (1 oktet terakhir untuk kelas C, 2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi jumlah Subnet adalah 28 = 256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet= 2y- 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 3 oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah Subnet= 216 - 2 = 65534 host
3. Blok Subnet= 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan broadcast yang valid


Subnet Range Host Broadcast
10.0.0.0 10.0.0.1 - 10.0.255.254 10.0.255.255
10.1.0.0 10.1.0.1 - 10.1.255.254 10.1.255.255
... ... ...
... ... ...
10.254.0.0 10.254.0.1 - 10.254.255.254 10.254.255.255
10.255.0.0 10.255.0.1 - 10.255.255.254 10.255.255.255


Bersambung ke bagian 2

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top