Jakarta, Mungkin baru ini ada kasus tumor otak di mana ketika otak si pasien dibedah, malah ditemukan sebentuk gigi di dalamnya. Tentu saja temuan ini membuat kaget banyak orang, terutama petugas medis.

Awalnya dokter sudah curiga ketika melihat kepala bayi ini tampaknya tumbuh lebih cepat daripada anak-anak sebayanya. Dari hasil scan pun terungkap ada tumor langka di kepala bayi berusia empat bulan itu.

Setelah dianalisis, dokter mengatakan tumor yang ada di kepala bayi itu bukan sembarang tumor, melainkan craniopharyngioma, tumor otak langka yang dapat tumbuh lebih besar daripada satu bola golf, meski tidak sampai menyebar ke mana-mana.

Tapi tak hanya itu, dalam tumor tersebut ternyata juga ditemukan sebuah struktur yang sangat mirip gigi. Benar saja, ketika bayi asal Maryland ini menjalani operasi untuk mengangkat tumor otaknya, tim bedah juga mengeluarkan beberapa buah gigi utuh.

Sebelumnya peneliti selalu menduga jika craniopharyngioma juga terbentuk dari sel-sel yang sama dengan yang terlibat dalam pembuatan gigi, namun mereka tak pernah melihat gigi yang sebenarnya di dalam tumor tersebut. Hal serupa juga terjadi dalam kasus baru ini.

"Tidak setiap hari Anda bisa melihat gigi di dalam tumor otak apapun, apalagi dalam craniophyaryngioma. Tumor ini memang biasanya mengandung deposit kalsium, tapi ketika kami mengeluarkan giginya, saya kira saya melihat sesuatu yang cukup berbeda," terang Dr Narlin Beaty, pakar bedah saraf dari University of Maryland Medical Center yang melakukan operasi pada si bayi bersama koleganya, Dr Edward Ahn dari Johns Hopkins Children's Center.

Sebenarnya bukan kali ini saja gigi ditemukan dalam otak seseorang, sebelumnya kasus seperti sudah ini pernah terjadi namun hanya pada penderita tumor yang disebut teratoma. Tumor ini juga unik karena mengandung tiga jenis jaringan yang ditemukan dalam embrio manusia tahap awal, sedangkan craniopharyngioma hanya mengandung satu lapis jaringan.

"Setidaknya kasus bocah yang tak disebutkan identitasnya itu memberikan bukti baru bahwa craniopharyngioma benar-benar bisa terbentuk dari sel-sel yang juga bertugas membuat gigi," tegas Beaty seperti dikutip dari Livescience, Kamis (27/2/2014).

Menurut National Cancer Institute, craniopharyngioma sendiri paling sering ditemukan pada anak-anak berusia antara 5-14 tahun dan jarang terlihat pada anak-anak di bawah usia dua tahun.

Setelah tumornya diangkat, si pasien juga bisa pulih dengan cepat meski mungkin nantinya ia akan mengalami gangguan hormon karena craniopharyngioma merupakan tumor pada kelenjar pituitari yang banyak memproduksi hormon-hormon penting bagi tubuh.

"Pada bocah ini, tumor berhasil merusak koneksi otaknya sehingga hormon-hormon tertentu tak dapat dilepaskan ke tubuh. Jadi ia akan butuh terapi hormon seumur hidupnya untuk menggantikan hormon-hormon itu," kata Beaty.

Gigi yang ditemukan dalam tumor bocah ini dikirim ke pakar patologi untuk diamati lebih lanjut.

sumber : detik

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top